Stres dan kurang tidur merupakan dua faktor yang sering diabaikan namun memiliki pengaruh besar terhadap penyakit diabetes. Kedua hal ini dapat memicu peningkatan kadar gula darah yang berujung pada risiko terkena diabetes.
Menurut dr. Andri, seorang ahli endokrinologi, stres dapat memicu pelepasan hormon kortisol yang dapat meningkatkan kadar gula darah. “Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan merespons dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Kortisol dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes,” ujarnya.
Tak hanya stres, kurang tidur juga dapat berdampak negatif pada kadar gula darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Sleep Foundation, kurang tidur dapat menyebabkan resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. “Ketika tubuh kurang tidur, produksi insulin akan terganggu sehingga gula darah tidak dapat diserap dengan baik oleh sel-sel tubuh,” jelas dr. Budi, seorang pakar diabetes.
Penting bagi kita untuk mengelola stres dan memastikan mendapatkan cukup tidur setiap malam guna mencegah risiko terkena diabetes. Prof. Susanto, seorang pakar kesehatan masyarakat, menyarankan untuk melakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres. “Penting juga untuk menjaga pola tidur yang baik dan konsisten setiap malam agar tubuh mendapatkan istirahat yang cukup,” tambahnya.
Dengan mengetahui pengaruh stres dan kurang tidur terhadap penyakit diabetes, diharapkan kita dapat lebih memperhatikan kesehatan mental dan pola tidur kita. Jangan biarkan stres dan kurang tidur menghambat kita untuk hidup sehat dan bebas dari risiko diabetes. Segera lakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat demi kesehatan dan kesejahteraan kita.